Selasa, 11 Oktober 2011

VARIABEL PENELITIAN


VARIABEL DALAM PENELITIAN
Oleh: Wahyu Purhantara

  •  Suatu atribut, sifat, atau nilai dari individu, objek atau kegiatan yg mempunyai variasi tertentu yg  ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
  • Variabel merupakan symbol yang diberi angka atau nilai.
  •  Nilai angka yang diberikan pada suatu variable didasarkan pada cirri-ciri variable tersebut.
  • Penghasilan seseorang, suhu udara, usia manusia, skor tes merupakan contoh bentuk variable kontinyu

Variabel dibagi menjadi dua, variabel dependen (terikat) dan variabel independ (bebas)
  • Variabel Independ adalah variable yang memiliki posisi bebas, tidak terikat oleh variable yang lain.
  • Variabel ini akan mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen
  • Variabel ini sering disebut: stimulus, prediktor, atau antecendent 
  • Variabel dependet merupakan  variable yang diikat oleh variable lain, yaitu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh adanya variabel independen
  • Variabel ini merupakan konsekunsi dari variabel independen
 Contoh:
  • Gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kompetensi SDM (VI) berpengaruh terhadap kepuasan bekerja atau kinerja (VD)
  • Peranan Budaya Organisasi dan Individual Knowledge Management (VI) terhadap Kesiapan Organisasi di dalam Melaksanakan Desentralisasi(VD), Studi Kasus di Kabupaten Klaten
  • Peranan Budaya Organisasi terhadap Penentuan Strategi Korporat, Studi Kasus pada Perusahaan Air Minum Aqua.

Variabel Moderator (VM)
  • Merupakan variabel yg dianggap berpengaruh terhadap VD tetapi tidak dianggap tidak mempunyai pengaruh utama.
  • Variable independen kedua yang dicakup dalam hipotesis, karena diduga mempunyai dampak yang berarti terhadap hubungan VI – VD. 
  • Contoh : Hubungan pelaksanaan lima hari kerja dalam seminggu (VI) cenderung meningkatkan produktivitas kerja (VD) khususnya diantara para pekerja usia muda (VM).
  • Dalam hal ini, ada pola hubungan yang berbeda antara lima hari kerja dalam seminggu dengan produktivitas kerja yang merupakan akibat dari perbedaan usia di antara para pekerja.
 Catatan:
  • Suatu variable akan berfungsi sebagai variable independen atau variable moderator sangat bergantung dari hipotesisnya.
  • Jika peneliti lebih berkepentingan pada panjangnya minggu kerja, maka panjangnya minggu kerja dapat dijadikan VI.
  • Jika peneliti lebih menekankan pada hubungan produktivitas dengan usia pekerja, maka panjangnya minggu dapat berfungsi sebagai variable moderator.

Jumat, 30 September 2011

PERUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN


PENDEFINISIAN DAN PERUMUSAN MASALAH
DALAM PENELITIAN BISNIS
Oleh: Wahyu Purhantara

Penelitian yang baik harus memiliki ciri, yaitu mampu menemukan masalah dan mampu memecahkan masalah. Artinya, penelitian harus dapat mengungkap segala hal yang menjadi permasalahan pada suatu kehidupan bisnis, kemudian permasalahan ini diteliti dan dikaji secara  mendalam untuk mendapatkan pemecahannya.
Penemuan permasalahan dalam penelitian merupakan tahap penelitian yang paling sulit, esesnsial dan krusial. Artinya, penelitian akan berlanjut jika peneliti berhasil menemukan permalahan yang akan diteliti, dan dari sini akan mempengaruhi proses-proses selanjutnya, seperti strategi yang akan digunakan dalam penelitian, merumuskan metode yang akan dipergunakan, desain penelitian, dan lain-lain. Jadi tidak mengherankan apabila merumuskan masalah dalam penelitian menjadi tahap yang sulit dibandingkan dengan tahap lainnya.
      Tanpa masalah, penelitian tdk dpt dilaksanakan
  Sewaktu akan meneliti, peneliti harus telah memikirkan dan merumuskan masalah secara jelas, sederhana, dan tuntas

Untuk merumuskan masalah penelitian, sering kali setiap peneliti pemula mengalami kesulitan. Permasalahan penelitian ditampilkan terlalu umum, sehingga pokok permasalahan tidak mampu dirumuskan secara jelas. Akibatnya adalah hal ini akan menyulitkan di dalam menentukan konsep-konsep teoritis, pemilihan metode. Perumusan masalah yang semakin spesifik, maka akan semakin mempermudah untuk menentukan proses selanjutnya.

Pembatasan Masalah:
      Penelitian dimulai berdasar persepsi seseorang thd adanya masalah
      Masalah bertumpu pada fokus

Masalah:
      Masalah bergantung pd paradigma siapa peneliti itu, apakah sbg: peneliti, evaluator, atau sbg peneliti kebijakan
      Adalah suatu keadaan yg bersumber dr hubungan antara dua faktor atau lebih yg menghasilkan situasi dan menimbulkan tanda tanya, sehingga menimbulkan upaya untuk mencari jawabannya
      Jika kedua faktor atau lebih itu diletakkan berpasangan akan menghasilkan sejumlah tanda tanya.

Permasalahan dalam penelitian bisnis dibagi menjadi enam, yaitu :
Ø  Masalah riset keputusan manajemen (management dicision making research),
Ø Masalah riset pemasaran (marketing research problem), dalam hal ini permasalahan pemasaran yang dihadapi oleh manajemen perlu mendapat pengkajian serius untuk keberlanjutan bisnis.
Ø  Masalah riset keuangan (financing research problem), dimana potensi keuangan yang dimiliki perusahaan tidak  bekerja secara optimal.
Ø  Masalah riset sumber daya manusia (human resource research problem), yaitu kondisi SDM perusahaan yang mengalami kinerja (performance) di bawah standar penilaian.
Ø  Masalah riset operasi dan produksi (production and operation research problem) yang akan mengupas tuntas tentang perlunya pengembangan produk sesuai dengan permintaan pasar dan strategi operasi yang efektif, berkualitas, sesuai standar mutu (bencmaking), dan lain-lain.
Ø  Masalah riset kewirausahaan (entrepreneurship research problem), yaitu riset yang akan mengungkap cara-cara yang dipergunakan oleh individu atau kelompok masyarakat di dalam menjalankan bisnisnya atau orang-orang di dalam perusahaan di dalam menjalani dan mengembangkan semangat intrapreneurship (Wahyu Purhantara, 2010).

Permasalahan penelitian dapat terjadi apabila ada:
Ø  Adanya penyimpangan antara apa yang direncanakan dengan realita yang terjadi. Penyimpangan inilah yang menjadi permasalahan penelitian.
Ø Sejumlah komplain atau pengaduan dari pelanggan, baik langsung lewat telepon bebas pulsa atau lewat kotak layanan.
Ø  Akibat tajamnya persaingan produk atau pelayanan.

Frenkel (1990) menyarankan kepada peneliti di dalam merumuskan masalah:
Ø Masalah harus memungkinkan untuk dicari jawabannya, dalam arti efisien dana, daya, waktu, dan sumbernya.
Ø  Setiap orang memiliki persepsi yang sama terhadap permasalahan yang akan diteliti.
Ø Masalah harus memiliki derajat yang penting untuk diteliti, sehingga penelitian dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, problem hidup kemasyarakatan, dan kemajuan bisnis.
Ø Perumusan masalah harus mengindahkan etika, tidak melanggar etika, moral, agama, dan keyakinan masyarakat.
Ø  Sebaiknya merumuskan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Pembatasan masalah (Maleong, 2004):
Ø bahwa penelitian tidak mungkin dimulai dari sesuatu yang kosong,
Ø fokus permasalahan adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan.
Ø tujuan penelitian adalah memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
Ø masalah yang bertumpu pada fokus yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat diubah sesuai dengan situasi latar penelitiannya.

Pembatasan Masalah:
Ø Bermanfaat utk membatasi studi & bidang inkuiri
Ø Bermanfaat utk seleksi data, shg peneliti dapat memilih dan memilah data-data yg relevan dan perlu dimasukkan ke data base
Ø Pembatasan bersifat tentatif, artinya penyempurnaan rumusan dilakukan sewaktu peneliti di lapangan

Langkah Membuat Rumusan Masalah:
1.      Tentukan fokus/ masalah penelitian
2.      Cari faktor-faktor yg ada kaitannya dgn fokus, disebut subfokus
3.      Adakan pengkajian pd subfokus, kemudian tetapkan mana yg akan dipilih
4.      Kaitkan scr logis subfokus yg dipilih

CONTOH JUDUL PENELITIAN BISNIS:
Ø  Faktor-Faktor yg Berpengaruh Terhadap Evaluasi Kinerja Middle Manajer di PT. Naima
Ø  Implementasi Jiwa Kewirausahaan pada Masyarakat Madura Perantauan di Sleman
Ø  Analisa Perilaku Konsumen Terhadap Daya Tarik Objek Wisata dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran.
Ø  Peranan Budaya Organisasi dan Individual Knowledge Management Terhadap Kesiapan Organisasi di dalam Melaksanakan Desentralisasi, Studi Kasus di Kabupaten Klaten
Ø  Analisis Strategi Bersaing untuk Pemasaran Asuransi Pendidikan, Studi Kasus Asuransi Bumi Putra Yogyakarta
Ø  Analisis Strategi Efisiensi Anggaran pada PDAM TIRTAMARTA  Yogyakarta
Ø  Analisa Penggunaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di dalam Peningkatan Layanan kepada Nasabah, Studi Kasus Beberapa Bank di Yogyakarta.
Ø  Dan Lain-Lain

Minggu, 21 Agustus 2011

10 hari terakhir Ramadhan


10 HARI TERAKHIR RAMADHAN DAN AMALANNYA
 Oleh: Wahyu Purhantara

Ramadhan sudah hampir selesai, namun apakah  puasa dan amalan Ramadhan sudah kita kerjakan secara optimal sesuai syariat dan kehendak Al Qur'an dan As Sunnah? Ini pertanyaan yang selalu mengganggu pikiran, karena Ramadhan telah hampir meninggalkankan kita.

Di 10 hari terakhir ini, Allah akan memberikan ampunan atas dosa-dosa kita, selama kita dapat mengerjakan ibadah dan segenap rangkaiannya dikerjakan secara optimal (kaidah yang sebenarnya), dan lebih-lebih mendapatkan malam 1000 bulan atau lailatul qodr. Ada beberapa amalan di 10 hari terakhir. Berikut ini saya kutipkan dari : http://al-atsariyyah.com tentang amalan yang harus kita kerjakan di 10 hari terakhir, yaitu:

Dari ‘Aisyah radhiallahu anha dia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarung, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya “. (HR. Al-Bukhari no. 1884 dan Muslim no. 2008)
 
Dalam lafazh yang lain:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya.” (HR. Muslim no. 2009)

Ada dua penafsiran di kalangan ulama mengenai makna ‘mengencangkan sarung’:
  1.  Ini adalah kiasan dari memperbanyak ibadah, fokus untuk menjalankannya, dan bersungguh-sungguh di dalamnya. Ini adalah kiasan dari menjauhi berhubungan dengan wanita. 
  2. Ini adalah pendapat Sufyan Ats-Tsauri dan yang dirajihkan oleh Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahumallah.
  3. Makna ‘menghidupkan malam’ adalah mengisinya dengan ibadah dibandingkan tidur yang merupakan saudara dari kematian.
  4. Makna ‘membangunkan keluarga’ adalah mendorong dan memerintah keluarga untuk mengisi malam-malam itu dengan ibadah.
Pada dasarnya, membangunkan keluarga untuk shalat malam adalah hal yang disunnahkan. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ
“Allah merahmati seseorang yang bangun malam kemudian shalat lalu membangunkan isterinya, apabila isterinya menolak, dia akan memercikkan air ke mukanya. Dan Allah merahmati seorang isteri yang bangun malam lalu shalat, kemudian dia membangunkan suaminya, apabila suaminya enggan, maka isterinya akan memercikkan air ke muka suaminya.” (HR. Abu Daud no. 1113, An-Nasai no. 1592, dan Ibnu Majah no. 1326)

Akan tetapi hal ini lebih disunnahkan lagi di 10 terakhir ramadhan. Karena shalat lail mengandung banyak keutamaan sehingga tidak pantas bagi seorang muslim atau keluarganya untuk luput darinya. 10 hari terakhir juga adalah penutup bulan ramadhan, sementara setiap amalan itu tergantung dengan penutupnya. Sebagaimana dalam hadits Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Dan sungguh amalan itu ditentukan dengan penutupannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6117)
Kemudian, ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan pada 10 hari ini tidak terbatas pada shalat lail saja, akan tetapi mencakup semua jenis ibadah seperti membaca Al-Qur`an, berdzikir, berdoa, bersedekah, dan selainnya.

Di antara keistimewaan 10 hari ini adalah di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan atau yang dikenal dengan malam al-qadr. Pada malam ini Al-Qur`an diturunkan, pada malam ini ditetapkan takdir untuk setahun berikutnya, dan pada malam ini terdapat banyak pengampunan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul.” (QS. Ad-Dukhan: 3-5). Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadlan dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Dan siapa yang menegakkan (shalat pada malam) pada lailatul Qadr dengan keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Al-Bukhari no. 34 dan Muslim no. 1268)

Karena semua keutamaan inilah, sebagian ulama berpendapat bahwa 10 terakhir ramadhan itu lebih utama dibandingkan 10 hari pertama dzulhijjah. Wallahu a’lam.